Tak Hanya Isu Perburuhan, FPE KSBSI Sikapi Climate Change dan Just Transition

Kata Nikasi, agenda FPE KSBSI tahun ini tak hanya menyikapi soal hak normativ perburuhan saja. Tapi, isu persoalan kerusakan lingkungan sudah menjadi prioritas. Begitu juga, saat pemberi materi menyampaikan topik pembahasan, semua peserta tertarik mengikutinya.

“Bahkan dialog dan pertanyaan yang disampaikan peserta ke pemberi materi sangat dinamis. Pengurus dan anggota yang mengikuti workshop ingin sekali mengetahui isu lingkungan dan dampaknya terhadap pekerja,” jelasnya.

Intinya, isu perubahan iklim sudah menjadi pembahasan global. Karena itu, FPE KSBSI pun harus ikut berinisiatif untuk menyelamatkan bumi dalam agenda transisi yang berkeadilan. Hasil dari diskusi itu juga melahirkan beberapa rekomendasi penyelamatan bumi. Baik di lingkungan perusahaan dan masyarakat, seperti:

1. Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dari Pengurus Komisariat PT FI, PJP, PSU, Sandvik, Saraghani, KPI, Strukturindo yang dikoordinir DPC FPE Kabupaten Mimika akan bersama-sama memberikan masukan isu perubahan iklim dengan dengan melakukan  penghijauan atau tanam pohon di lingkungan yang disiapkan perusahaan diluar Job Site.

2. Membuat aksi nyata untuk tidak buang sampah sembarangan, terkait 5R ( Reduse,reuse dan recycle,replace dan re-plan)organik.

 

Willy dari Solidarity Center, sedang memaparkan dampak perubahan iklim

 

3. Kampanye tentang Lingkungan Hidup pada hari Lingkungan Hidup (5 Juni 2021) dan kegiatan bersih-bersih sampah. Serta mengusulkan untuk menyediakan tempat sampah yang organik dan non-

4. Melakukan edukasi kepada masyarakat terkait Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

5. Membuat pertemuan DPC dan seluruh PK dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup 2021.

Termasuk pada agenda Kongres FPE KSBSI bulan depan, salah satu poin yang dibahas agenda internal adalah masalah perubahan iklim dan just transition. Lalu membuat kesepakatan bersama dengan PT Freeport Papua menyikapi climate change dan just transition, hak kesetaraan gender dan upah layak di lingkungan perusahaan.   

“Saya berharap dengan adanya kesepakatan bersama dengan PT. Freeport Indonesia bisa menjadi percontohan kepada DPC dan PK daerah lainnya untuk bekerja sama dengan perusahaan mereka di tempat bekerja,” kata Nikasi.

Sekadar tahu, buruh yang bergabung di DPC dan PK FPE KSBSI Kabupaten Mimika, pada umumnya perusahaan dan sub kontrak PT Freeport Indonesia. Dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup yang pada 5 Juni ini, seluruh pengurus dan anggotanya melakukan kegiatan sosial dengan bersih-bersih lingkungan. (Sumbre :KSBSI.ORG, /A1)