FPE KSBSI Terima Kunjungan Serikat Buruh HFTU Tiongkok

Nikasi menjelaskan di Kabupaten Morowali, Sulawesi  Tengah, FPE KSBSI memiliki banyak anggota, khususnya perusahaan milik investor dari Tiongkok. Namun kendalanya, serikat buruh dalam perusahaan tersebut serig mengeluh karena kesulitan berdialog degan pihak perusahaan, khususnya dalam penyelesaian hubungan Industrial.

Selain itu, Nikasi juga menjelaskan masalah upah rendah dan tingginya angka kecelakaan kerja sering menimbulkan aksi demonstrasi serikat buruh dengan pihak perusahaan.

“Dengan adanya dialog ini kami meminta agar HFTU bisa memfasilitasi pihak investor Tiongkok agar dibuka ruang dialog agar bisa menemukan solusi,” ujarnya, di Kantor KSBSI, Cipinang Muara, Jakarta Timur.

Bertukar cinderamata

Sementara itu, Wang Quanxin, menyampaikan dirinya sudah banyak banyak mendapat informasi FPE KSBSI. Dari kunjungan tiga negara (Bangladesh, Manila dan Indonesia) yang dilaksanakan HFTU, Wang menerangkan serikat buruh milik investor Tiongkok memiliki kendala yang sama dalam urusan komunikasi.

Padahal investasi yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok kepada tiga negara ini sudah 30 persen untuk tujuan investasi. Baik secara nasional maupun internasional. “Dengan adanya investasi maka penyerapan tenaga kerja serta peningkatan ekonomi dan industri semakin banyak,” terangnya.

Sayangnya dalam pertemuan ini Ketua Umum DPP FPE, Riswan Lubis tidak dapat hadir karena telah memasuki libur Idhul Fitri dan dalam perjalanan ke Sumatera.

Dalam agenda pertemuan kedua serikat buruh ini juga dilakukan pertukaran cinderamata. Kemudian FPE KSBSI dan HFTU berkomitmen untuk melakukan kerjasama dalam bentuk saling tukar informasi dalam perkembangan serikat buruh kedua negara. (Sumber;www.ksbsi.org.A1 )