UNION BUSTING DI BAKER HUGIES

PT. Baker Hugies adalah salah satu perusahaan sub contractor ke PT. Chevron Pacific Indonesia yang berada di Riau. Ber awal  dari terbentuknya PK FPE PT. Baker Hugies yang berada di Duri, Kab. Bengkalis, Riau pada Oktober 2010, dimana ketua PK FPE PT. Baker Hugies sdra. Fahrony Dauly  di PHK oleh pihak perusahaan dengan alasan rasionalisasi. Setahun kemudian tepatnya September 2011 PK FPE PT. Baker Hugies membuat pengaduan ke Disnaker Kab. Bengkalis terhadap hak-hak buruh. 

Berbagai upaya agar dibayarnya over time sejak tahun 2010 tetap tidak mendapat resphon yang serius dari pihak perusahaan, lebih sial lagi Kadisnakertrans Kab. Bengkalis tidak mampu berbuat banyak terhadap pelanggaran yang terjadi di Baker Hugies . Akibat ketidakseriusan Kadisnakertrans Kab. Bengkalis tersebut FPE SBSI yang ada Duri melakukan mogok kerja pada, 21 Mei 2012 dengan tuntutan : membentuk PKB dan pembayaran kekurangan over time.

Pada saat itu Manager Area, Vijay Nambiar meminta waktu untuk untuk mendiskusikan tuntuntan FPE SBSI ke management atasannya selama 60 hari kerja terhadap kedua tuntuntan tersebut.

Bukannya jawaban  terhadap tuntutan PKB dan Kekurangan upah lembur yang didapat, malah PHK dengan alasan rasionalisasi yang dihadiahkan PT. Baker Hugies kepada 65 orang buruhnya. Dari 65 orang,  63 adalah anggota serikat dan 6 orang diantaranya adalah PK FPE PT. Baker Hugies. Akibat tindakan perusahaan tersebut DPC FPE kab. Bengkalis memutuskan melakukan mogok pada, 22 Oktober 2012. Mogok tersebut langsung dihadiri oleh DPP FPE SBSI Riswan Lubis dan Ediartho Sitinjak yang didampingi korwil KSBSI Riau Patar Sitanggang.

DPP FPE dengan berbagai cara mengingatkan perusahaan bahwa tindakan phk yang dilakukan perusahaan adalah kelompok UNION BUSTING dan meminta perusahaan mempekerjakan kembali buruh yang di phk, sebab ternyata dibelakang tindakan perusahaan tersebut melalui sub contractor SUPRACO diketahui menerima 21 karyawan baru. Ketika DPP FPE mendesak tentang alasan rasionalisasi pihak perusahaan menyatakan bahwa mereka mengalami kerugian sebesar USD. 500.000,- . Penyebab kerugian tersebut dikarenakan Chevron tidak memenuhi perjanjian yang telah ditanda tangani.

Sampai berita ini diturunkan, persoalan di PT. Baker Hugies belum membuahkan hasil, sementara itu anggota FPE SBSI menurut versi management PT.Baker Hugies telah menghentikan 6 unit kenderaan milik perushaan.