Kongres VII FPE KSBSI Resmi Dibuka Oleh Wamenaker RI di Jakarta

JAKARTA – Kongres VII Federasi Pertambangan dan Energi afiliasi Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (FPE KSBSI) resmi dibuka oleh Wakil Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Afriansyah Noor di Hotel Golden Boutique pada, Jum’at (21/11/2025).

Kongres VII FPE ini mengambil tema “Buruh tangguh, Kerja aman, Keluarga Tenang” yang sedianya akan berlangsung dari tanggal 21-23 November 2025 di Jakarta. Pembukaan Kongres dihadiri lebih dari 70 peserta delegasi dan 30 orang anggota yang berasal dari perwakilan cabang FPE di seluruh Indonesia.

Dalam sambutannya, Afriansyah Noor menekankan bahwa negara akan hadir dalam melindungi setiap warga negaranya khusunya perlindungan terhadap kaum buruh. Ia juga menyoroti pentingnya serikat buruh dalam memperhatikan dan melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) khususnya di sektor pertambangan yang penuh dengan resiko kecelakaan kerja.

“K3 itu sangat penting, Kemenaker fokus dalam penegakan K3 di perusahaan, jangan sampai K3 muncul ketika terjadi musibah, harusnya musibah tidak terjadi kalau K3 diterapkan dengan profesiaonal.” kata Afrianyah.

Afriansyah juga menyoroti tajam terhadap pentingnya dunia industri terutama sektor pertambangan dan energi tentang regulasi Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA). Ia mengajak serikat buruh untuk ikut bersama sama mewujudkan iklim investasi yang kondusif.

“Bantu pemerintah, karena banyak perusahaan yang ada negara ini belum menerapkannya, mereka berinvestasi namun tidak mengikuti regulasi kita.” ujar Afriansyah.

Lebih lanjut, Afriansyah menegaskan kembali komitmen pemerintah dalam melakukan perlindungan pekerja. Dirinya berharap serikat buruh FPE dapat solid dan kompak serta mampu berkolaborasi dengan pemerintah.

“Presiden Prabowo sangat konsentrasi dengan nasib kaum buruh Indonesia, Saya berharap dengan investasi yang aman, nyaman, dan pekerja sejahtera. Kedepan siapapun yang terpilih menjadi pengurus FPE yang baru dapat berkolaborasi dengan pemerintah.” ungkapnya.

Sementara itu, Elly Rosita Silaban dalam sambutannya lebih menekankan persatuan dan kekompakan FPE dalam menjalankan laju organisasi serta berkomitmen untuk tetep berada dijalur pengorganisasian perjuangan buruh sektor pertambangan.

“Kami mengapresiasi FPE karena masih dalam jalur perjuangan buruh. Saya juga berpesan agar mengedepankan sosial dialog dalam mengambil keputusan internal organisasi, sehingga organisasi akan tetap utuh, solid dan maju.” harap Elly.

Terakhir, Elly Rosita Silaban mengucapkan selamat berkongres dan semoga menghasilkan keputusan yang terbaik bagi organisasi serta dapat memeprkuat AD/ART, mengingat tantangan di masa depan akan semakin sulit terutama dalam menghadapi isu ketenagakerjaan, perubahan iklim dan transisi energi sektor pertambangan di masa depan, sehingga dapat dimitigasi dengan baik.

Turut hadir dalam pembukaan Kongres VII FPE diantaranya, perwakilan Ketua Umum dan Sekjen Federasi afiliasi KSBSI, mitra internasional Steve Apheda Australia, perwakilan dari CNV Nasional, NGO CLC China, Manajemen Imip Marowali, perwakilan dari Manajemen Freeport Indonesia, dan Patuan Samosir perwakilan dari ITUC AP dan jajaran Kemenaker RI dan tamu undangan lainnya.(RED/Handi)